Halaman

Saturday, January 2, 2016

Fungsi Logika

Fungsi Logika

Fungsi IIF
Bentuk : IIf(<>,<>,<>)
Menjalankan aksi dengan membandingkan suatu kondisi ekspresi logika yang memiliki dua nilai yaitu benar atau salah.
  1. Expr, adalah ekspresi logika yang digunakan untuk mengevaluasi apakah suatu nilai logika bernilai benar atau salah.
  2. Truepart, adalah suatu aksi yang dikerjakan atau dijalankan apabila ekspresi logika terpenuhi atau bernilai besar.
  3. Falsepart, adalah suatu aksi yang dikerjakan atau dijalankan apabila ekspresi logika tidak terpenuhi atau bernilai salah.
Contoh :
IIf(5+5=15,”Benar”,”Salah”) --->”Salah”
IIf(8>4,”Besar”,IIf(7<3 ---="" ecil="" edang="">”Besar”

Fungsi Menghitung Laju Pengembalian Investasi

Fungsi Menghitung Laju Pengembalian Investasi

Fungsi keuangan ini dipakai untuk menghitung laju pengembalian investasi yang dibayarkan secara kontinyu.
  • Fungsi RATE
Bentuk : Rate(<>,<>,<>,<>,<>,<>)
Menghitung laju pengembalian investasi yang menghasilkan serangkaian pembayaran yang sama setiap periode atau pembayaran sekaligus dalam jumlah yang  besar. Nilai perkiraan berkisar antara 0 sampai 1, jika Anda menghilangkan nilai perkiraan maka Microsoft Access akan menggunakan nilai perkiraan (guess) 10% (0.1).
Anda dapat menggunakan argumen pembayaran untuk menghitung laju dengan jumlah pembayaran yang sama setiap periode dengan nilai kemudian untuk menghitung laju dengna pembayaran sekaligus.
Contoh :
Seseorang sedang mempertimbangkan suatu investasi sebesar Rp. 15.000.000,00 untuk periode 5 tahun, dengan pembayaran Rp. 5.000.000,00 setiap tahun. Untuk menghitung laju pengembalian investasi tahunan, gunakan rumus:
Rate(5,5000000,-15000000)
Dari perhitungan rumus di atas didapatkan besar bunga atau laju pengembalian sebesar 0.20 atau 20%
Tanda minus pada argumen pembayaran mewakili jumlah uang.

Fungsi Financial

Fungsi Menghitung Modal

Kebanyakan fungsi finansial yang dipakai untuk menghitung modal menerima argumen yang sama. Untuk itu perhatikan tabel di bawah ini yang menjelaskan beberapa argumen yang dipakai secara umum pada beberapa fungsi finansial untuk menghitung modal.
Argumen
Penjelasan
Rate (bunga) Nilai suku bunga
Nper (pembayaran periodik) Pembayaran periodik jika jumlah pembayaran masing-masing periode tidak sama
Pv (nilai sekarang) Pembayaran periodik jika jumlah pembayaran masing-masing periode tidak sama
Fv (nilai kemudian) Jumlah periode adalah jangka waktu penanaman modal
Pmt (pembayaran) Pembayaran per periode jika jumlah pembayaran masing-masing sama
Due (tipe) Kapan pembayaran akan dilakukan. Jika tidak dipakai maka nilainya sama dengan 0(nol)

  • Fungsi FV
Bentuk : FV (<>, <>, <>,<>,<>)
Fungsi FV (Future Value) dipakai untuk menghitung nilai kemudian berdasarkan pembayaran secara periodik yang tetap dan nilai bunga yang tetap.
Contoh :
Setiap awal tahun seseorang mendepositokan uang Rp. 10.000.000,00 dengan bunga 13% per tahun. Setelah 10 tahun berapa nilai uang orang tersebut?
FV(13/100,10,-10000000,1)
Dari perhitungan rumus di atas didapatkan nilai kemudiannya sebesar Rp. 184.197.488.14
Contoh lain, misalkan Anda telah mendepositokan uang Anda sebesar Rp. 5.000.000,00 pada setiap awal tahun dan bunga ditetapkan 12% per tahun. Sekarang deposito itu telah berjalan 5 tahun dan nilainya sudah Rp. 29.000.000,00 Berapa nilai uang orang itu dalam 10 tahun kemudian?
FV(12/100,10,-5000000,-29000000,1)
Dari perhitungan rumus di atas didapatkan nilai kemudiannya sebesar Rp. 188.342.514.43
  • Fungsi PV
Bentuk : PV (<>,<>,<>,<>,<>)
Fungsi PV(Present Value) dipakai untuk menghitung nilai sekarang dari suatu investasi jangka panjang berdasarkan periode, pembayaran tetap dan bunga yang tetap. Fungsi PV menghitung nilai sekarang dari serangkaian pembayaran berkala atau pembayaran sekaligus dalam jumlah besar.
Contoh :
Misalnya Anda ditawari suatu bentuk investasi yang menghasilkan Rp. 2.500.000,00 setiap tahunnya selama 5 tahun. Untuk menerima tunjangan tahunan ini Anda harus menanamkan modal Rp. 6.000.000,00 hari ini dan memperoleh Rp. 8.500.000,000 selama lima tahun berikutnya. Untuk memutuskan apakah tawaran investasi ini layak atau tidak, Anda perlu menentukan nilai saat ini dari aliran pembayaran sebesar Rp. 2.500.000,00 yang akan diterima. Asumsikan suku bunga pada dasar uang sebesar 12 % per tahun. Untuk menentukan nilai sekarang dari investasi ini, dapat Anda gunakan rumus sebagai berikut:
PV(12/100,5,2500000)
Dari perhitungan rumus di atas didapatkan nilai sekarang sebesar –Rp. 9.011.940,51
Rumus di atas menggunakan argumen pembayaran, tanpa argumen nilai kemudian dan tanpa argumen tipe, yang artinya bahwa pembayaran dilakukan di akhir periode (default). Rumus tersebut menghasilkan nilai –Rp. 9.011.940,51 yang berarti Anda seharusnya mengeluarkan Rp. 9.011.940,51 untuk menerima Rp. 8.500.000,00 dalam waktu lima tahun kemudian. Karena modal yang harus Anda keluarkan hanya Rp. 6.000.000,00 maka Anda dapat menyimpulkan bahwa investasi ini layak.
Fungsi PMT
Bentuk : Pmt (<>, <>,<>,<>,<>)
Menghitung nilai angsuran secara periodik untuk melunasi nilai tunai pinjaman berdasarkan periode pembayaran yang konstan dan nilai bunga yang konstan pula.
Contoh :
Seseorang mempunyai tanggungan hutang sebesar Rp. 15.000.000,00 yang harus diangsur pada setiap akhir tahun selama 5 tahun dengan bunga 12 % per tahun. Berapa besar angsuran yang harus dibayar per bulan oleh orang tersebut?
Pmt((12/100)/12,5*12,15000000)
Dari perhitungan rumus di atas didapatkan nilai angsuran per bulan sebesar Rp. 333.666,72. Hasilnya negatif karena nilai tersebut merupakan angsuran yang harus dibayarkan.

Fungsi IPMT
Bentuk : IPmt (<>,<>,<>,<>,<>,<>)
Menghitung nilai bunga dari pembayaran yang diperlukan untuk membayar kembali suatu nilai pinjaman dalam jangka waktu yang ditentukan, dengan periode pembayaran yang konstan dan tingkat suku bunga yang konstan pula.
Contoh :
Seseorang mempunyai tanggungan hutang sebesar Rp. 15.000.000,00 yang harus diangsur setiap akhir tahun selama 5 tahun dengan bunga 12% per tahun. Dari rumus Pmt((12/100)/12,5*12,15000000) didapatkan nilai angsuran per bulan sebesar Rp. 333.666,72
Dari jumlah angsuran Rp. 333.666,72 yang harus dibayar per bulan oleh orang tersebut, berapa rupiah nilai bunganya? Anda dapat menghitung nilai bunga angsuran pertama dari nilai angsuran tersebut dengan rumus:
IPmt((12/100)/12,1,5*12,15000000)
Dari rumus di atas dihasilkan nilai –150.000. Berarti angsuran pertama Rp. 333.666,72 dipakai untuk membayar bunga sebesar Rp. 150.000,00 dan sisanya Rp. 183.666,72 untuk membayar pokok pinjaman.
Contoh lain masih dari soal di atas, bagaimana dengan bunga pada angsuran ke-10? Anda dapat menghitung dengan menggunakan rumus:
IPmt((12/100)/12,10,5*12,15000000)
Dihasilkan nilai –132.793,13 yang berarti angsuran ke-10 dengan besar yang sama Rp. 333.666,72 dipakai untuk membayar bunga sebesar Rp. 132.793,13 dan sisanya Rp. 200.873,59 untuk membayar pokok pinjaman.

  • Fungsi PPMT
Bentuk : PPmt(<>,<>,<>,<>,<>,<>)
Menghitung nilai pokok dari pembayaran yang diperlukan untuk membayar kembali suatu nilai pinjaman dalam jangka waktu yang ditentukan, dengan periode pembayaran yang konstan dan tingkat suku bunga yang konstan pula.
Jika Anda menghitung IPmt dan PPmt untuk periode yang sama, Anda dapat menjumlahkannya untuk mendapatkan pembayaran modal.
Contoh :
Seseorang mempunyai tanggungan hutang sebesar Rp. 15.000.000,00 yang harus diangsur pada setiap akhir tahun selama 5 tahun dengan bunga 12% per tahun.
Dari rumus Pmt((12/100)/12,5*12,15000000) didapatkan nilai angsuran per bulan sebesar Rp. 333.666,72
Dari jumla angsuran Rp. 333.666,72 yang harus dibayar per bulan oleh orang tersebut, berapa rupiah nilai pokoknya ? Anda dapat menghitung nilai pokok angsuran pertama dari nilai anggaran tersebut dengan rumus:
PPmt((12/100)/12,1,5*12,15000000)
Dari rumus di atas dihasilkan nilai –183.666,72. Berarti pada angsuran pertama Rp. 333.666,72 dipakai untuk membayar pokok sebesar Rp. 183.666,72 dan sisanya Rp. 150.000,00 untuk membayar bunga pinjaman.
Contoh lain masih dari soal di atas, bagaimana dengan pokok pada angsuran ke-10? Anda dapat menghitung dengan menggunakan rumus:
PPmt((12/100)/12,10,5*12,15000000)
Dihasilkan nilai –200.873,58 yang berarti angsuran ke-10 dengan besar yang sama Rp. 333.666,72 dipakai untuk membayar pokok sebesar Rp. –200.873,59 dan sisanya Rp. 132.793,13 untuk membayar bunga pinjaman.
  • Fungsi NPER
Bentuk : NPer (<>,<>,<>,<>,<>)
Fungsi NPer (Number of Periods) digunakan untuk menghitung jumlah periode untuk mengembalikan suatu investasi berdasarkan jumlah pembayaran dan bunga yang  tetap.
Jika perhitungan bunga adalah per tahun maka NPer menampilkan nilai dalam tahun.
Contoh :
Misalnya Anda menyanggupi pelunasan pinjaman dengan anggaran sebesar Rp. 333.666,72 per bulan dan Anda ingin tahu berapa lama waktu yang diperlukan untuk melunasi pinjaman sebesar Rp. 15.000.000,00 dengan suku bunga per tahun 12%. Anda dapat menghitung jangka waktu yang diperlukan dengan menggunakan rumus :
NPer((12/100)/12,-333.666,72,15000000)
Tanda minus pada argumen pembayaran mewakili jumlah uang yang harus dibayarkan. Dari rumus di atas didapatkan nilai periode selama 60 bulan atau 5 tahun.

Fungsi DDB, SYD & SLN

  • Fungsi DDB
Bentuk : DDB (<>, <>,<>,<>)
Menghitung nilai penyusutan dari suatu hak miliki untuk suatu periode tertentu dengna menggunakan Double Declining Balance Method atau Metode Saldo Menurun Ganda. Dengan cara ini nilai penyusutan tidak merata setiap tahun. Dengan fungsi ini, penyusutan pada awal pemakaian lebih besar dibanding pada akhir pemakaian.
Contoh :
Seseorang membeli mobil seharga Rp. 100.000.000,00. Umur pemakaian 20 tahun. Jika nilai residu setelah akhir tempo adalah Rp. 10.000.000,00, berapa besar penyusutan pada tahun ke-15?
Untuk menghitung soal di atas dapat Anda gunakan rumus sebagai berikut:
DDB(100000000,10000000,20,15)
Dari perhitungan rumus di atas didapatkan nilai penyusutan tahun ke-15 sebesar Rp. 2.287.679.25

 

  • Fungsi SYD
Bentuk : SYD (<>, <>,<>,<>)
Menghitung nilai penyusutan dari suatu hak milik untuk suatu periode tertentu dengan menggunakan Sum of Years Digits atau Metode Jumlah Angka Tahunan. Dengan cara ini nilai penyusutan akan besar pada awal tahun dan kemudian menurun. Nilai terkecil setelah penyusutan adalah nilai residunya.
Contoh :
Seseorang membeli mobil seharga Rp. 100.000.000,00. Umur pemakaian 20 tahun. Jika nilai residu setelah akhir tempo adalah Rp. 10.000.000,00, berapa besar penyusutan pada tahun ke-15?
Untuk menghitung soal di atas dapat Anda gunakan rumus sebagai berikut:
SYD(100000000,10000000,15,14)
Dari perhitungan rumus di atas didapatkan nilai penyusutan tahun ke-15 sebesar Rp. 2.571.428.57

  • Fungsi SLN
Bentuk : SLN (<>, <>, <>)
Menghitung nilai penyusutan dari suatu hak milik untuk suatu periode tertentu dengan menggunakan Straight Line Method atau Metode Garis Lurus. Dengan cara ini nilai penyusutan akan merata setiap tahunnya.
Contoh :
Seseorang membeli mobil seharga Rp. 100.000.000,00. Umur pemakaian 20 tahun. Jka nilai residu setelah akhir tempo adalah Rp. 10.000.000,00, maka nilai penyusutan setiap tahunnya dapat dihitung dengan rumus:
SLN(100000000,10000000,20)
Dari perhitungan rumus di atas didapatkan nilai penyusutan sebesar Rp. 4.500.000,00

Fungsi Menghitung Penurunan Nilai

Fungsi Menghitung Penurunan Nilai

Fungsi keuangan ini dipakai untuk menghitung nilai penurunan asset untuk satu periode tertentu. Tabel berikut ini menjelaskan penggunaan argumen secara umum yang dipakai pada fungsi untuk menghitung penurunan nilai.
Argumen
Penjelasan
Cost(pokok) Biaya awal asset
Life(umur) Jangka waktu pemakaian asset
Period (periode) Periode masing-masing yang akan dihitung
Salvage (residu) Nilai akhir aset setelah dipotong penurunan (penyusutan)

 

Fungsi String

Fungsi String

1. Fungsi ASC
Bentuk : Asc (<>)
Menghasilkan nilai numerik antara 0 sampai 255 dari kode ANSI. Argumen <> berupa data string/karakter yang dapat diwakili dengan nama field.
Contoh :
Asc(“A”) -–> 65
Asc(“?”) –-> 63

2. Fungsi CHR
Bentuk : Chr(<>)
Menghasilkan karakter ANSI dari angka/bilangan 0 sampai 255, dan untuk angka 0 sampai 31 akan menghasilkan karakter ANSI yang sama. Argumen <> berupa angka dan dapat diwakili dengan nama field.
Contoh :
Chr(65) –-> “A”
Chr(35) ––> “#”

3. Fungsi Format
Bentuk : Format ((<>,<>, <>,<>)
Memformat suatu nilai menjadi format dalam bentuk teks. Argumen <>, <> dan <> bersifat opsional. Argumen <> dapat berupa angka/karakter yang dapat diwakili dengan nama field.
Contoh :
Format(8500.6,”##,##0.00”) –-> “8,500.60”
Format(450.7,”###0.00”) –-> “450.70”
Format(3,”0.00%”) –-> “300.00%”
Format(“TATTA”,”<”) –-> “tatta”
Format(“alma”,”>”) –> “ALMA”

4. Fungsi INSTR
Bentuk : InStr(<>,<>,<>,<>)
Mencari posisi karakter pada sebuah kata/kalimat.
---> <>, adalah nilai numerik yang menunjukkan posisi awal pencarian karakter. Argumen ini bersifat opsional.
---><>, adalah kata atau kalimat yang dijadikan pedoman pencarian.
---><> adalah karakter yang dicari.
---> <>, adalah karakter pembanding. Argumen ini bersifat optional.
Fungsi ini menghasilkan nilai numerik. Jika di dalam <> terdapat lebih dari satu karakter yang dicari, maka menghasilkan nilai posisi pertama karakter yang pertama kali ditemukan.
Apabila nilai mulai tidak diberikan, maka Microsoft Access akan memberi nilai 1 atau memulainya dari posisi karakter pertama.
Contoh :
InStr(“Safira”,”p”) ---> 0
InStr(“Pasa”,”s”) ---> 3
InStr(2,”Tattaqunna”,”a”) ---> 7
5. Fungsi LCASE
Bentuk : LCase (<>)
Mengubah bentuk karakter ke huruf kecil (lowercase). Argumen <> dapat diwakili dengan nama field yang memiliki data bertipe teks/string.
Contoh :
LCase(“TATTA”) --->”tatta”

6. Fungsi LEFT
Bentuk : Left (<>,<>
Mengambil beberapa huruf dari posisi sebelah kiri teks. Argumen <> dapat diwakili dengan nama field yang memiliki data bertipe teks/string dan argumen <> adalah banyaknya teks yang diambil.
Contoh :
Left(“Microsoft Access”,5)---> “Micro”

Fungsi Matematika

Fungsi Matematika

1. Fungsi ABS

Bentuk : Abs (<>)
Memberikan nilai mutlak (absolut) pada suatu nilai numerik (angka). Argumen <> adalah suatu nilai numerik atau nama field yang memiliki nilai numerik atau rumus yang menghasilkan nilai numerik.
Contoh :
Abs(8,5) ––> 8.5
Abs(-8,5) ––> 8.5

2. Fungsi COS
Bentuk : Cos (<>)
Menghasilkan nilai Cosinus dari suatu sudut tertentu, di mana argumen <>, dinyatakan dalam satuan radian(~radian=180 derajat). Untuk mengetahui nilai sudut dari derajat ke radian, kalikan sudut dalam derajat dengan PI/180. Untuk mengubah radian ke derajat, kalikan sudut dengan 180/PI. Nilai PI sendiri adalah 3,14. Pada bagian argumen dapat diwakili dengan nama field yang memiliki nilai numerik atau rumus yang menghasilkan nilai numerik.
Contoh :
Cos(60*(3,14/180)) –-> 0.5
Cos(180*(3,14/180)) –-> -1

3. Fungsi EXP
Bentuk : Exp (<>)
Menghasilkan nilai eksponensial, yaitu e dipangkatkan suatu bilangan, di mana e adalah bilangan dasar logaritma yaitu 2.718282. Argumen <> adalah nilai numerik atau nama field yang memiliki nilai numerik.
Contoh :
Exp(1) –-> 2.718282

4. Fungsi Fix
Bentuk : Fix (<>
Membulatkan bilangan pecahan dengan pembulatan ke bawah untuk bilangan positif dan ke atas untuk bilangan negatif, di mana argumen <> adalah nilai numerik atau nama field yang memiliki nilai numerik atau formula yang menghasilkan nilai numerik.
Contoh :
Fix(5.845) –-> 5
Fix(9.078) -–> 9
Fix(-4.689) -–> –4

5. Fungsi INT
Bentuk : Int (<>)
Membulatkan bilangan pecahan dengan pembulatan ke bawah baik untuk bilangan positif maupun bilangan negatif, di mana argumen <> adalah nilai numerik atau nama field yang memiliki nilai numerik atau formula yang menghasilkan nilai numerik.
Contoh :
Int(2.689) –-> 2
Int(9.010) –-> 9
Int(-6.968) –> –7
6. Fungsi LOG
Bentuk : Log (<>)
Keterangan :
Menghasilkan nilai logaritma dari suatu bilangan dengan basis e, di mana e adalah bilangan dasar logaritma yaitu 2.718282. Argumen <> adalah nilai numerik atau nama field yang memiliki nilai numerik dan harus positif.
Contoh :
Log(2.7182828) ––> 1
7. Fungsi TAN
Bentuk : Tan (<>)
Menghasilkan nilai Tangen dari suatu sudut tertentu, di mana argumen <> harus dinyatakan dalam suatu radian (~radian =180 derajat). Untuk mengubah nilai sudut dari derajat ke radian, kalikan sudut dalam derajat dengan PI/180, dan untuk mengubah radian ke derajat, kalikan sudut dengan 180/PI. Nilai PI adalah 3.14. Argumennya dapat diwakili dengan nama field yang memiliki nilai numerik atau rumus yang menghasilkan nilai numerik.
Contoh :
Tan(45*(3.14/180)) –-> 1
Tan(135*(3.14/180) –-> –1